Deru besi menyerang gendang telinga
Memenuhi tiap tikungan, lurusan, dan belokan jalanan kota
Pagi dan sore seharusnya jadi waktu tuk nikmati romantisme mentari
Tapi kejenuhan, kebulan asap, dan stuck yang didapati
Kucoba mencari celah di tengah kerumunan
Dilautan kepadatan sampai lelah
Sesekali kulajukan motorku dengan kecepatan rendah
Jika ada kesempatan, gas kencang kukerah
Sampai angin menyibak keringat hilangkan gerah
Ingin kembali kunikmati suasana pagi
Tanpa kepulan asap, hanya hangatnya mentari
Mencium dan menghirup angin tanpa polusi
Bersentuhan dengan alam yang damai dan asri
Begitupun dengan sore hari
Matahari yg menutup tugasnya perlahan menghilang lalu berlari
Meninggalkan semburat jingga menyambut terangnya Dewi
Lalu gelap memenuhi langit
Tanpa adanya drama kemacetan yang penuh sengit
Tapi…
Inginku harus kubungkus dalam karung
Kukurung dan kularung
Pagi ini kusiap bertarung
Mengegas motor yang kemudian meraung
Di ibukota, yang katanya agung
#ODOP
Kang Feri kayak mas Nur Al Fadli, spesialis puisi
Keren diksinya
LikeLike
Iya nih keren, jadi pengen belajar buat puisi.
LikeLike
kak feryyy kereeen diksinyaaa …
benar kata kak wid , spesialis puisi
LikeLike